Tips Dan Cara Tepat Bagi Wanita Untuk Mengelola Konflik Pada Saat Kerja, Berikut Selengkapnya

Jakarta - Dalam dunia bekerja, konflik menjadi salah satu hal yang tidak terhindarkan. Baik laki-laki maupun perempuan tentu tidak bisa terlepas dari konflik di kantor. Lantas, bagaimana cara yang tepat bagi perempuan untuk mengelola konflik?

Presiden Direktur Sun Life Indonesia, Elin Waty memiliki kiat tersendiri bagi perempuan untuk dapat mengelola konflik di lingkungan kerja. Elin menyatakan bahwa pertama-tama, perempuan perlu mencari makna di balik sebuah masalah.

Lebih lanjut, Elin menjelaskan maksud ucapannya. "Dipikirkan terlebih dahulu, baru kemudian bicara. Kalau saya selalu bilang kepada teman-teman di kantor yang perempuan, 'Kalau kamu minta orang memaklumi kamu kalau kamu lagi emosional karena sedang menstruasi atau karena hormon, itu berarti kamu tidak siap bersaing',"ujar Elin dalam digital media gathering beberapa waktu lalu.

Kalau masih emosi, perempuan lebih baik untuk berdiam terlebih dahulu sampai bisa menata bahasa dengan benar dan tidak ada kata-kata negatif.

Erwin Parengkuan, Communication Practitioner & Talking Coach yang juga hadir dalam kesempatan yang sama juga menyatakan bahwa sebelum dapat mengelola konflik dengan baik, perempuan perlu mengkomunikasikan konflik tersebut terlebih dahulu.

"Jadi, pointers komunikasi yang gampang, ya, mendengarkan dan menyampaikan dengan terstruktur. Dan tidak boleh negatif, karena komunikasi itu artinya secara filosofi adalah bersama, tidak boleh keluar kata-kata negatif,"tuturnya.

Bila memang sedang berhadapan dengan suatu masalah yang benar-benar kompleks di lingkungan kerja, perempuan bisa memilih kata-kata yang tepat. "Kalau kalimat yang dipilih itu merusak, pasti merusak hubungan dan saya selalu berbagi di kelas bahwa we have to value each other.

Jadi mau laki-laki, mau perempuan, harus saling regard,"katanya. Lantas, bagaimana perempuan dapat mengelola konflik? Menurut Erwin, saat hendak mengelola konflik, seseorang perlu mengambil waktu sejenak untuk dapat berpikir lebih jernih.

"Coba self representation dulu. Ketika ada konflik, jangan langsung reaktif. Pikirkan dulu untuk ruginya dan buat strategi karena tidak mungkin semua tidak bisa diselesaikan dengan komunikasi,"tutur Erwin.

Kuncinya, seseorang bukan malah reaktif saat menghadapi konflik, melainkan merespons dengan strategi. "Jadi dipikirkan, 'Oh ada konflik ini, konflik ini melibatkan siapa, saya pribadi atau diri saya, atau atasan. Kapan waktu yang paling tepat saya mengumpulkan mereka dan bertanya kepada atasan?',"kata Erwin.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pangeran Charles Bantah Terkait Dulu Berkomentar Warna Kulit Anak Pangeran Harry Dan Megan Markle

Beberapa Cara Merawat Rambut Keriting Yang Kering

Beberapa Tantangan Yang Dialami Ibu Saat Baru Pertama Mengurus Bayi