Benjamin Netamuahu Mendapat Julukan "PM Kejahatan" Karena Terkait 3 Kasus Korupsinya

Dengan disetujuinya koalisi pemerintahan baru Israel, Benjamin Netanyahu harus rela mengakhiri kekuasaan selama 12 tahun dan turun dari posisi perdana menteri. Para politikus Israel sebelumnya terus berjuang melengserkan pria berusia 71 tahun ini.

Kekuasaan Netanyahu sejak 2009 itu tak selalu lurus dan berjalan mulus. Salah satu rintangan berat adalah tuntutan kasus korupsi yang menimpanya, membawa dirinya ke meja hijau pada 5 April lalu. Tak hanya satu, tetapi tiga kasus harus dihadapinya.

Masyarakat Israel pada April 2021 lalu menuntut Netanyahu untuk turun dari jabatan PM, dengan membawa spanduk bertuliskan "Criminal offense Priest"-- Menteri Kejahatan. Istilah Criminal activity merupakan permainan kata dengan mengubah satu huruf pada kata Prime dalam istilah "Prime Minister", bahasa Inggris untuk "Perdana Menteri".

Dikutip dari BBC, kasus-kasus korupsi Netanyahu dinamai Kasus 1.000; Kasus 2.000; dan Kasus 4.000. Ia didakwa atas tuduhan penyuapan, penipuan, dan pelanggaran kepercayaan.

Tentu saja, ia langsung membantah seluruh tuduhan dan menegaskan bahwa dirinya adalah korban "perburuan penyihir"-- istilah untuk upaya memburu dan menghukum orang-orang yang dianggap sebagai bahaya bagi masyarakat.

Kasus 1.000: Penipuan dan Pelanggaran Kepercayaan

Kasus ini berkaitan dengan hubungan antara Netanyahu dengan dua pengusaha besar, yakni Arnon Milchan, seorang produser movie Hollywood berkebangsaan Israel; dan James Packer, seorang miliarder asal Australia.

Dalam penjelasan dokumen tuntutan yang dikutip dari BBC, Jaksa Agung Israel, Avicjai Mandelblit, menuduh Netanyahu dan istrinya menerima berbagai hadiah secara rutin dari kedua pengusaha tersebut.

Barang-barang yang diterima mayoritas berupa cerutu dan sampanye. Nilai dari hadiah tersebut diestimasi mencapai 700.000 Shekel (mata uang Israel), atau setara dengan Rp 3 miliar.

"Melihat adanya hubungan baik dengan keduanya, Tuan Netanyahu harusnya menahan diri dari berkecimpung dalam urusan-urusan Tuan Milchan," kata Jaksa Agung Mandelblit.

Netanyahu menyanggah tuduhan tersebut dan menegaskan bahwa hadiah yang ia terima merupakan bentuk tanda persahabatan antara mereka. Ia juga menekankan, ia tak melakukan hal-hal yang melanggar hukum sebagai balasan dari hadiah tersebut.

Arnon Milchan dan James Packer tidak dituntut atas kasus ini. Meskipun tak dituntut, mereka berdua membantah telah melakukan hal-hal yang melawan hukum.

Kasus 2.000: Penipuan dan Pelanggaran Kepercayaan

Kasus ini berpusat pada tuduhan bahwa Netanyahu membuat kesepakatan dengan pemilik surat kabar Yedioth Ahronoth, Arnon Mozes.

Dikutip dari Reuters, dalam kesepakatan tersebut, Mozes setuju untuk menuliskan berita-berita yang menampilkan sisi baik Netanyahu.

Sebagai balasannya, yaitu pembentukan undang-undang yang bisa memperlambat perkembangan surat kabar tandingan Yedioth Ahronoth.

Keduanya dituduh melakukan pertemuan sebanyak tiga kali sepanjang 2008-2014.

"Dalam setiap pertemuan tersebut, Tuan Netanyahu dan Tuan Mozes berdiskusi mengenai promosi kepentingan bersama keduanya: Meningkatkan kualitas liputan atas Tuan Netanyahu di media grup Yedioth Ahronoth; dan pemberlakuan pembatasan terhadap surat kabar Israel Hayom, yang memiliki kepentingan ekonomi tersendiri bagi Tuan Mozes dan juga Yedioth Ahronoth," ujar Jaksa Agung, seperti dikutip dari BBC.

Jaksa Agung akhirnya menuntut Mozes dengan dakwaan penyuapan. Tetapi, Netanyahu dan Mozes serentak menyanggah tuduhan tersebut dan mengatakan bahwa mereka tidak bermaksud untuk mendorong pelaksanaan hal-hal yang mereka diskusikan dalam pertemuan mereka.

Netanyahu turut menjelaskan bahwa Perundang-undangan tersebut tak pernah disetujui.

Kasus 4.000: Penyuapan, Penipuan, dan Pelanggaran Kepercayaan

Dalam kasus ini, Netanyahu diduga membuat kesepakatan dengan mantan CEO Bezeq Telecommunications Israel, Shaul Elovitch. Elovitch merupakan pemegang saham terbesar di perusahaan telekomunikasi tersebut.

Dikutip dari Reuters, Jaksa Agung menuduh Netanyahu bertanggung jawab atas sebuah regulasi yang memungkinkan Elovitch dan istrinya, Iris, memenangkan berbagai kesepakatan hingga senilai 1,8 miliar Shekel, atau setara dengan Rp 7,8 triliun.

Netanyahu meminta portal media bold milik Elovitch, Walla, untuk mengubah arah liputan mengenai dirinya dan istrinya agar sesuai dengan permintaan. Dalam kata lain, ia ingin diliput dan ditulis dalam citra yang baik.

"Sebagai balasan, Tuan Netanyahu menggunakan kuasa dan kewenangan yang ia miliki sebagai seorang aparatur sipil negara untuk melaksanakan hal-hal sesuai dengan keinginan Tuan Elovitch yang berhubungan dengan Bezeq Telecom," ujar Jaksa Agung, dikutip dari BBC.

Baik Netanyahu, Elovitch, dan istrinya menyanggah seluruh tuduhan. Pasangan suami istri tersebut dituntut atas dakwaan penyuapan, penghalangan pencarian keadilan, dan menyogok saksi yang berkaitan dengan investigasi.

Netanyahu menegaskan bahwa dirinya tidak menerima apa pun dari Elovitch dan liputan mengenai dirinya dalam portal media Walla selalu berbau negatif, tak seperti yang dituduhkan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pangeran Charles Bantah Terkait Dulu Berkomentar Warna Kulit Anak Pangeran Harry Dan Megan Markle

Beberapa Cara Merawat Rambut Keriting Yang Kering

Beberapa Tantangan Yang Dialami Ibu Saat Baru Pertama Mengurus Bayi